Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, struktur tubuh
manusia pasti mengalami prubahan. Misalnya kedua mata yang semula terang
benderang untuk melihat keindahan dunia, lama kelamaan menurun
ketajamannya. Tulang yang kuat lambat laun menjadi rapuh. Ginjal yang
berfungsi optimal mulai mengalami penurunan fungsi.
Begitu pula dengan pembuluh darah (kardiovaskuler) yang juga akan mengalami perubahan. Pembuluh darah dari yang semula berstruktur lembut dan kenyal akan menjadi kaku dan tebal. Satu di antara penyebabnya adalah penimbunan zat lemak, dari makanan berlemak dan berkolesterol yang dikonsumsi setiap hari.
Pembuluh darah merupakan tempat mengalirnya darah yang mengangkut sari-sari makanan (protein, lemak, glukosa dan lain-lain) keseluruh jaringa tubuh. Setiap hari. Proses tersebut selalu berjalan. Sehingga terjadi penimbunan zat lemak dalam pembulauh darah yang semakin lama semakin menebal. Akibatnya terjadi pengerasan dan pengapuran pada dinding pembuluh darah dan pembuluh darah pun menyempit.
Jika diilustrasikan sedara sederhana, kondisi tersebut seperti pipa yang mengalirkan air. Dalam air juga terdapat bahan-bahan yang akan mengendap di permukaan dalam pipa. Pipa akan berkerak atau berkarat, sehingga lubang pipa yang tadinya longgar berubah menjadi sempit akibat endapan tersebut. Hal ini tentunya akan mengurangi volume debit air, bahkan dapat membuat aliran air tersendat.
Pembuluh darah yang mengalami penyempitan akibat penimbunan zat lemak disebut atherosklerosis. Penyempitan pembuluh darah dapat menyebabkan aliran darah terhambat yang berefek pada terganggunya metabolisme dalam tubuh serta dapat menimbulkan kerusakan pada beberapa organ vital. Misalkan bila yang terserang pembuluh darah otak, maka seseorang dapat menjadi pelupa dan pada kondisi kritis dapat menyebabkan stroke.
Dari pemaparan diatas, jelaslah bahwa penyempitan pembuluh darah dapat memicu timbulnya beragam penyakit yang selanjutnya disebut penyakit pembuluh darah. Di antaranya darah tinggi (hipertensi), darah rendah (hipotensi), kolesterol, asam urat, stroke, jantung, dan lainnya.
sumber: alikuot.com
Begitu pula dengan pembuluh darah (kardiovaskuler) yang juga akan mengalami perubahan. Pembuluh darah dari yang semula berstruktur lembut dan kenyal akan menjadi kaku dan tebal. Satu di antara penyebabnya adalah penimbunan zat lemak, dari makanan berlemak dan berkolesterol yang dikonsumsi setiap hari.
Pembuluh darah merupakan tempat mengalirnya darah yang mengangkut sari-sari makanan (protein, lemak, glukosa dan lain-lain) keseluruh jaringa tubuh. Setiap hari. Proses tersebut selalu berjalan. Sehingga terjadi penimbunan zat lemak dalam pembulauh darah yang semakin lama semakin menebal. Akibatnya terjadi pengerasan dan pengapuran pada dinding pembuluh darah dan pembuluh darah pun menyempit.
Jika diilustrasikan sedara sederhana, kondisi tersebut seperti pipa yang mengalirkan air. Dalam air juga terdapat bahan-bahan yang akan mengendap di permukaan dalam pipa. Pipa akan berkerak atau berkarat, sehingga lubang pipa yang tadinya longgar berubah menjadi sempit akibat endapan tersebut. Hal ini tentunya akan mengurangi volume debit air, bahkan dapat membuat aliran air tersendat.
Pembuluh darah yang mengalami penyempitan akibat penimbunan zat lemak disebut atherosklerosis. Penyempitan pembuluh darah dapat menyebabkan aliran darah terhambat yang berefek pada terganggunya metabolisme dalam tubuh serta dapat menimbulkan kerusakan pada beberapa organ vital. Misalkan bila yang terserang pembuluh darah otak, maka seseorang dapat menjadi pelupa dan pada kondisi kritis dapat menyebabkan stroke.
Dari pemaparan diatas, jelaslah bahwa penyempitan pembuluh darah dapat memicu timbulnya beragam penyakit yang selanjutnya disebut penyakit pembuluh darah. Di antaranya darah tinggi (hipertensi), darah rendah (hipotensi), kolesterol, asam urat, stroke, jantung, dan lainnya.
sumber: alikuot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar